Title : If you not...(Part 2/5)
Author : Kim Mi Yoon
Genre : Sad Romance
Lenght : Chapter
Cast :
Song Hae Mi
Lee Junho
Hwang Chansung
Cameo :
Park Hae Yoon as eomma Song Hae Mi
“Hanya karena statusnya pengawal, eomma tidak mengizinkanku pacaran dengannya? Aku tidak masalah dengan statusnya itu. Kalo perlu, akan kulepas statusku sebagai putri eomma..”
“Agassi” cegah Junho
“Oppa, sudah saatnya kita jujur..” ucap Hae Mi pada Junho
“Bukan karena itu, tapi karena...” lanjut Hae Yoon
“Lalu karena apa?”
“Karena kalian berdua saudara kandung...” ucap Hae Yoon pelan
**
“Mwo?” ucap Hae Mi dan Junho berbarengan
“Ne, eomma sudah menyelidiki semuanya. Walaupun kalian beda ayah, tapi kalian tetap saudara kandung karena aku yang melahirkan kalian berdua. Junho, dia..dia adalah putra kandungku bersama lelaki brengsek yang sudah merenggut paksa keperawananku. Saking bencinya pada orang itu, aku membuangnya saat dia baru lahir...” ucap Hae Yoon dengan sedikit bergetar
“Eomma, itu bohong kan. Karena eomma mau memisahkanku dengan oppa, eomma melakukan semua ini. IYA KAN?” ucap Hae Mi kasar
“Eomma tidak bohong. Kau bisa lihat semua ini..” Hae Yoon menyerahkan seberkas data laporan pada Hae Mi
Hae Mi membaca satu demi satu data laporan itu.
“Tunggu dulu, maksud nyonya aku..aku ini adalah putra kandung nyonya, yang nyonya buang hanya karena nyonya membenci appaku?” tanya Junho
“Ne” jawab Hae Yoon sambil terduduk diatas sofa di dekatnya
“Siapa namanya? Aku ingin tau nama appaku dan dimana dia sekarang..”
“Namanya Lee Jae Han. Soal keberadaan dia, aku tidak tau sama sekali karena aku tidak mau tau apa-apa tentangnya lagi”
Brukk..
Hae Mi terjatuh dari tempatnya berdiri, dia terlihat begitu syok dengan hasil laporan ditangannya.
“Ini..ini..tidak mungkin..tidak mungkin..TIDAK MUNGKIN..” Air mata keluar dari mata Hae Mi yang kecil
Junho menghampiri Hae Mi berusaha mengangkatnya lalu mendudukannya di atas tempat tidur. Setelah itu, dia membaca hasil laporan yang berserakan di lantai.
“Bolehkah aku minta tolong?” tanya Junho pada Hae Yoon
“Minta tolong apa?” tanya Hae Yoon balik
“Selama ini, aku selalu ingin tau bagaimana orang tua kandungku. Jadi, bolehkah aku minta anda untuk menyelidiki keberadaan appaku?” pinta Junho
“Oppa, untuk apa kau katakan itu? Apa kau percaya kata eomma? Ini pasti bohong oppa..” Hae Mi berusaha menahan niat Junho
“Aku sendiri tidak tau kebenarannya. Yang ingin kutau sekarang adalah keberadaan appaku..” kata Junho
“Baiklah, aku setuju. Akan kucari keberadaannya...” Kali ini Hae Yoon berdiri lalu keluar dari kamar, disusul pengawal-pengawalnya
“Aku tidak bisa percaya. Mana mungkin kau dan aku saudara kandung. Oppa juga tidak percaya kan?” tanya Hae Mi pada Junho tapi Junho hanya diam
“Oppa..”
“Entahlah, saat ini aku tidak bisa memikirkan apa-apa. Sebaiknya kita pulang dulu...” ujar Junho lalu keluar dari kamar
**
Seminggu pun berlalu
Tok..Tok..Tok...
Terdengar suara pintu diketuk
“Masuklah” ujar seseorang dari dalam ruangan
Krekk..
“Nyonya memanggil saya?” ucap seorang namja saat memasuki ruangan
“Ne, kemarilah Junho. Aku sudah mendengar kabar tentang Lee Jae Han” kata Hae Yoon
“Lalu, dimana dia?”
“Dia...sudah meninggal” Hae Yoon menyerahkan beberapa berkas pada Junho
Junho membaca tulisan di berkas itu.
“Korban tabrak lari, Lee Jae Han?” kata Junho perlahan
“Ne, dia dikubur di daerah Daejoon. Kau mau kesana?”
“Ne..”
“Ini alamatnya, pergilah kesana..” Hae Yoon menyerahkan secarik kertas pada Junho
“...”
“Wae?”
“Bisakah anda juga pergi denganku..mmm...eommonim?”
“Mianhae, aku tidak bisa pergi denganmu, dan...jangan panggil aku eommonim. Melihatmu mengingatkanku dengannya, membuatku jijik. Sekarang pergilah...” ucap Hae Yoon tanpa melihat Junho
“Saya permisi dulu, Nyonya besar” kata Junho lalu keluar dari ruangan itu.
“Mianhae, jeongmal mianhae...Anakku..” Tanpa sadar, airmata keluar dari mata Hae Yoon, membasahi pipinya
**
“Mwo? Aku tidak setuju. Apa-apaan ini..” ucap Hae Mi kesal
“Kau harus setuju, kita tidak ada pilihan lain. Hwang Group akan kerjasama dengan perusahaan kita jika kau bersedia menikah dengan putra tunggal mereka” ujar Hae Yoon, eomma Hae Mi
“Eomma, apa ini salah satu trik eomma untuk memisahkan aku dengan Junho oppa?”
“Hae Mi ya, ini satu-satunya cara kita menyelamatkan perusahaan. Saat ini perusahaan hampir mengalami kebangkrutan dan membutuhkan dana dari investor. Salah satu investor yang bisa dipercaya adalah Hwang Group...” jelas Hae Yoon
“Kenapa harus menikah dengan putranya? Ini keterlaluan. Pasti ini rencana eomma kan, eomma ingin memisahkan aku dengan Junho oppa..”
“Ne, hanya ini satu-satunya cara agar kamu bisa melupakan dia, sekaligus menyelamatkan perusahaan...”
“Eomma jahat, kenapa..kenapa eomma seperti ini? Aku tidak percaya Junho oppa adalah oppa kandungku, aku...aku...” Airmata mengucur dari mata Hae Mi
“Dia memang oppa kandungmu. Kalo kamu tidak percaya, kita bisa tes DNA. Hasilnya akan tetap sama...”
“Aku TIDAK AKAN PERNAH PERCAYA...” Hae Mi berlari keluar dari ruangan
Brakk...
**
Malam pun tiba..
Ckiitt...
Sebuah mobil berhenti di depan pintu masuk, lalu keluarlah seorang namja dari dalamnya.
“Oppa..” teriak seseorang sambil berlari menghampiri namja itu
“Hae Mi agassi..” ucap namja itu sopan
“Oppa, antar aku ke suatu tempat..” ucap Hae Mi
“Kau mau kemana malam-malam begini?” tanya namja itu, namja bernama Junho
“Nanti akan kujelaskan..”
Junho dan Hae Mi masuk kedalam mobil. Hae Mi menaruh barang-barnagnya dikursi belakang dan Junho mulai menjalankan mobil. Mobil melaju, keluar dari halaman hingga akhirnya jauh dari kawasan rumah.
“Sebenarnya kau mau kemana?”
“Kita akan kabur..”
“Mwo?” kata Junho sambil mengerem
Ckiittt...
“Hae Mi, apa yang kau pikirkan? Kau..” Junho melihat kearah Hae Mi
“Ini semua kulakukan agar kita bisa bersama oppa. Kita pergi jauh dari sini, ke Busan, atau Daejoon, atau keluar negeri sekalian, agar tidak ada satupun yang bisa memisahkan kita lagi. Aku tidak mau berpisah denganmu..” jelas Hae Mi sambil menangis
“Tapi bukan seperti ini caranya..”
“Lalu, bagaimana caranya? Aku sudah dijodohkan dengan putra Hwang Group. Aku tidak mau menikah dengan namja lain selain oppa. Apa yang akan kita lakukan? Apa yang harus kita lakukan oppa?”
“Aku tau soal itu. Nyonya besar sudah pasti menjodohkanmu dengan orang yang sederajat denganmu. Lagipula..” Junho memalingkan mukanya dari Hae Mi, menatap kosong kearah jalanan
“Lagipula, kita ini saudara kandung. Kita tidak boleh menikah..” lanjutnya
“Oppa percaya dengan itu?”
“Entahlah, tapi aku merasa kalo itu benar. Hari ini aku sudah ke tempat appaku. Appaku sudah meninggal tapi barang-barangnya masih disimpan tetangganya. Dan dari semua barang-barang itu aku menemukan sebuah surat berisi permintaan maaf dan sebuah foto yang sangat mirip dengan nyonya besar. Aku yakin appa ingin menemui nyonya besar, tapi Tuhan sudah berkehendak lain..” jelas Junho
“Kenapa...kenapa Tuhan jahat sekali pada kita? Kenapa Dia tidak mengizinkan kita bersama?” Tangis Hae Mi semakin deras
“Sebaiknya kita pulang dulu..” Junho memutar balik mobil
“ANDWAE..” Hae Mi memegang setir mobil menyebabkan mobil berkelok-kelok di jalan yang masih sepi
Ckiitt...
Brumm...
“Hae Mi, lepaskan..” Junho berusaha melepas tangan Hae Mi dari setir mobil
“Aku..tidak mau kembali...”
Ckkkiiiittt....
“Hae Mi ya, kita bisa celaka kalo seperti ini..”
“Lebih baik kita celaka daripada kita berpisah..”
Bruuummm....
Hae Mi berusaha mengarahkan setir mobil kearah lain hingga menyebabkan mobil melaju kencang menuju pinggir jalan. Mereka tidak sadar bahwa didepan mereka berdiri pohon besar dan..
“AAAAKKKHHHHHH....” teriak Junho dan Hae Mi bersamaan
Brakkk....
Tiiiinnnnn......
Sementara itu...
“Nyonya, anda ingin saya tuangkan anggur lagi..?” tanya salah satu pegawai rumah tangga
“Ne..” jawab seorang yeoja dewasa 30-an, Hae Yoon
Pegawai rumah tangga itu menuangkan anggur kedalam gelas tinggi hingga mengisi setengahnya, lalu diberikan kepada Hae Yoon yang sedang asyik berdiri didepan jendela, memandang jalanan luas.
Hae Yoon meminum anggur dari gelas itu hingga habis. Saat akan menaruh gelas itu dimeja, tiba-tiba gelas itu jatuh dan pecah...
“Nyonya, anda tidak apa-apa?” tanya pegawai rumah tangga
“Kenapa..kenapa gelasnya tiba-tiba jatuh..?”
“Biar saya yang bereskan, sebaiknya nyonya duduk dulu..” Pegawai rumah tangga mempersilahkan Hae Yoon itu duduk lalu keluar dari ruangan itu
“Kenapa, hatiku tidak enak? Rasanya sakit sekali.. Apa terjadi sesuatu dengan Hae Mi atau...Junho..?” tanya Hae Yoon pada dirinya sendiri
Kriingg...
Telepon berdering, yeoja itu mengangkatnya
Telepon berdering, yeoja itu mengangkatnya
“Yeoboseyo..” katanya
“Apa ini kediaman Song Hae Mi dan Lee Junho?” tanya seseorang dari seberang
“Ne. Ini siapa?”
“Kami dari Myeongsan Hospital. Song Hae Mi dan Lee Junho mengalami kecelakaan dan keadaannya sangat kritis. Apakah keluarga dari kedua orang ini bisa datang?”
“...”
“Yeoboseyo?”
“Ah, ne. Kami akan kesana segera..”
Mobil melaju kencang menuju Myeongsan Hospital.
Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi. Karena keegoisanku, putra dan putriku mengalami ini. Ini semua salahku. Salahku... Akan kulakukan apa saja asal mereka berdua bisa selamat, pinta Hae Yoon dalam hati
Author POV END
**
Hae Mi POV
4 hari kemudian
Aku membuka mataku perlahan. Kulihat sekelilingku, putih. Ini dimana, pikirku sekilas. Kulihat lagi, dan akhirnya aku yakin, aku ada di rumah sakit. Tapi, kenapa aku bisa disini?
Kucoba ingat apa yang terjadi.
Ahh..
Kepalaku pusing sekali.
Kupegang kepalaku, ternyata kepalaku sudah diperban.
Krekk...
Pintu kamar terbuka dan masuklah dokter bersama seorang yeoja, yang kuyakin itu adalah eomma.
“Kau sudah sadar?” tanya dokter saat melihatku
“Ne. Sudah berapa lama aku tidak sadar?” tanyaku pada dokter
“Sudah 3 hari kau tidak sadar akibat kejadian itu..” ucap dokter
“Kejadian itu? Eomma, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku bisa ada disini?” tanyaku pada eomma
“Kau tidak ingat?” tanya eomma balik
“Aku, ahh..kepalaku...” Aku meringis sambil kupegang kepalaku, berusaha mengurangi sakitnya
“Jangan dipaksa, akan berbahaya bagi tubuhmu. Kau bisa pelan-pelan mengingatnya..” ucap dokter mencegah niatku
“Apa yang terjadi pada putriku, dok?”
“Putri ibu mengalami geger otak ringan, benturan di kepalanya tidak terlalu parah. Dia hanya perlu istirahat yang cukup lalu dia bisa ingat semuanya..”
“AAHHH...” Aku berusaha mengingat yang terjadi tapi malah membuat kepalaku semakin sakit
“Tolong jangan dipaksa, sebaiknya anda istirahat saja..” saran dokter
Tiba-tiba muncul bayangan Junho oppa, saat-saat bahagia bersamanya, lalu muncul bayangan kecelakaan mobil dimana ada aku dan Junho oppa..
“Aku ingat. Eomma, dimana Junho oppa?” tanyaku pada eomma
Eomma terlihat kaget mendengar ucapanku
“Eomma, katakan padaku dimana Junho oppa? Saat itu dia bersamaku. Dia baik-baik saja kan? Dia ada di kamar berapa?” tanyaku bertubi-tubi tapi tidak ada yang dijawab eomma
Eomma hanya diam lalu menghela napas panjang..
“Junho, dia..” ucap eomma
“Dia baik-baik saja kan..” kataku lagi
“Dia... Dia sudah meninggal...” ucap eomma pelan
“Mwo?”
...
To Be Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar