expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

2PM

2PM

flowers

bubble

yeppeo

Annyeonghaseyo..^-^..
Welcome to my blog

annyeong


I made this widget at MyFlashFetish.com.

2PM Song

2pm - chibi

2pm - chibi

Rabu, 04 Juli 2012

If you not...(Part 3/5)



Title :    If you not...(Part 3/5)
Author : Kim Mi Yoon
Genre : Sad Romance
Lenght : Chapter
Cast :
            Song Hae Mi
            Lee Junho
            Hwang Chansung

Cameo :
            Park Hae Yoon as eomma Song Hae Mi
            Yoo Soo Young           




 “Eomma, dimana Junho oppa?” tanyaku pada eomma
Eomma terlihat kaget mendengar ucapanku
“Eomma, katakan padaku dimana Junho oppa? Saat itu dia bersamaku. Dia baik-baik saja kan? Dia ada di kamar berapa?” tanyaku bertubi-tubi tapi tidak ada yang dijawab eomma
Eomma hanya diam lalu menghela napas panjang..
“Junho, dia..” ucap eomma
“Dia baik-baik saja kan..” kataku lagi
“Dia... Dia sudah meninggal...” ucap eomma pelan
“Mwo?”
**
Deg..
Dadaku sakit, rasanya seperti ada yang menusukkan tombak kedalam dadaku...
“Ne, dia sudah meninggal..” kata eomma pelan
“Geojitmal.. Ini pasti bohong, iya kan? Eomma jangan seperti ini, aku akan melihatnya..” kataku sambil turun dari tempat tidur
“Apa yang akan anda lakukan?” cegah dokter
“Aku akan mencari namjachinguku..” Aku melepas selang infus ditangan kiriku
Aku mulai berjalan keluar dari kamar, tapi dokter dan eomma berusaha menghalangiku. Kudorong tubuh mereka hingga mereka terjatuh, kupercepat langkahku. Aku terus berlari ke arah resepsionis.
“Per..hhh..mishii..”
“Ne, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang yeoja petugas resepsionis
“Ada yang ingin saya tanya, apa anda tau dimana kamar pasien kecelakaan yang datang bersama dengan saya sekitar 3 hari yang lalu?”
“3 hari yang lalu? Sebentar saya cari dulu, nama anda siapa?” katanya sambil mengambil sebuah buku tebal
“Hae Mi, Song Hae Mi..”
“Hmm..Song Hae Mi..hmm..” gumamnya sambil membolak-balikkan halaman demi halaman di buku itu
Aku menunggu sambil berharap, berharap yang dikatakan eomma itu salah. Junho oppa tidak mungkin meninggal.
“Song Hae Mi, Lee Junho.. Apa namanya Lee Junho?” kata resepsionis lagi
“Ne, benar. Dia ada di kamar berapa?”
“Hmm...mianhae agassi, tapi orang ini.. Dia sudah meninggal saat dibawa kesini..”
Deg...
Jantungku berdetak lemah, selemah hatiku, seakan-akan tidak ada oksigen yang keluar masuk tubuhku.
Aku terjatuh lemas, terduduk diam, mencoba mencerna semuanya.
Junho oppa sudah meninggal? Tidak mungkin, bagaimana mungkin...
 “Hae Mi ya..” Terdengar sayup-sayup suara seseorang memanggilku
Pandanganku mulai kabur. Tidak bisa jelas kulihat siapa yang berusaha mendekatiku. Yang kutau hanya Junho oppa sudah pergi, pergi ke tempat yang sangat jauh dan tidak bisa kutemui lagi.
Kepalaku mulai pusing, dan aku pun jatuh...

Kubuka kembali mataku.
“Hae Mi, kau sudah sadar?” ucap seseorang
Tapi aku hanya diam, diam memandangi atap rumah sakit.
“Hae Mi ya..” ucapnya lagi
Aku tetap diam memandangi atap rumah sakit, lalu airmataku keluar, keluar mengalir deras, membasahi pipiku.
“Hae Mi ya...” ucapnya lagi sambil memelukku
“Wae..yo? Wae...yo?..Wae...?” Hanya kata itu yang keluar dari mulutku, seakan-akan ada yang menyumbat tenggorokanku

2 hari kemudian
Kubereskan barang-barangku, dokter sudah mengizinkanku pulang.
“Hae Mi ya, akhirnya kau bisa pulang juga. Kau mau eomma belikan sesuatu sebagai bentuk pesta kecil kau keluar dari rumah sakit?”
“Eomma...”
“Ne, apa yang kau mau?”
“Aku mau menjenguk Junho oppa..”
“Mwo? Kau..”
“Eomma yang tau dimana tempatnya, jadi tolong antarkan aku kesana...”
“Baik, eomma akan mengantarmu kesana, tapi dengan satu syarat..”
“Syarat? Syarat apa?”
“Kau harus mau menikah dengan putra Hwang Group..”
“Eomma, bukankah sudah kubilang kalo aku..”
“Kali ini pikirkan tentang karyawan-karyawan perusahaan. Kalo kita tidak menjalin kerjasama dengan Hwang Group, kita akan bangkrut. Bagaimana keluarga dari para karyawan kita? Bagaimana dengan anak-anak mereka?” jelas eomma panjang lebar
“...”
“Hae Mi ya, tolong pikirkan ini. Kasihan karyawan kita, kalo mereka semua harus di PHK..”
“Baiklah, aku setuju. Hanya demi karyawan perusahaan..” kataku pelan
“Gomawo Hae Mi ya. Baiklah, ayo kita pergi sekarang..”

Kulihat batu nisan didepanku, aku hanya bisa diam mematung. Tidak pernah kusangka batu nisan itu akan tertulis nama Lee Junho, namja yang sangat kucintai, sudah terbaring tenang didalamnya.
Kudekati perlahan batu nisan itu. Saat sudah dekat, aku terjatuh, lalu airmataku keluar, menandakan kesedihanku.
“Opppaa...” ucapku lirih
Kupegang batu nisan itu lalu kuelus lembut.
“Wae..waeyo..? Kenapa kau tega... meninggalkanku sendirian disini...? Bukankah.. kau janji akan selalu disampingku... akan selalu melindungiku.. akan selalu... bersama denganku?...Kenapa kau mengingkarinya oppa?.. Kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau pergi sendirian?...Seharusnya..seharusnya kita pergi bersama.. Kau tau, aku tidak bisa hidup tanpamu.. Kalo kau mati, aku juga mau mati.. Aku mau bersamamu oppa.. Tolong bawa aku pergi...Oppa...oppa...oopppaa...”
Tangisku meledak sejadi-jadinya. Kutelungkupkan kepalaku diatas tanah yang masih basah. Tidak bisa terima takdir yang Tuhan berikan. Takdir yang sangat sulit kuterima. Kenapa... Kenapa kami dipertemukan jika kami tidak bisa bersatu?
“Hae Mi ya, biarkan dia tenang sekarang. Bangunlah..” Eomma berusaha membangunkan tubuhku
“Sudah saatnya kita pulang..” lanjut eomma
**
2 minggu kemudian
Hari ini adalah pertemuan penting dengan keluarga Hwang dari Hwang Group. Selain membicarakan kontrak kerjasama, mereka juga akan membahas pernikahanku dengan putra mereka.
“Hae Mi, cepat..” kata eomma
“Ne..” ucapku malas
Kami tiba di depan Cafe Donghan, salah satu cafe mewah di Seoul yang kabarnya dimiliki Hwang Group. Aku dan eomma masuk kedalam cafe itu, lalu kami disambut oleh beberapa pelayan yang mengantar kami ke meja dimana keluarga Hwang menunggu.
“Annyeonghaseyo, Nyonya Song” ucap seorang yeoja dewasa 40-an, mungkin nyonya Hwang
“Annyeonghaseyo, Nyonya Hwang, Tuan Hwang” kata eomma, aku hanya menunduk sopan menyapa mereka
“Apa ini, Song Hae Mi?” tanya Tuan Hwang saat melihatku
“Ne, Hae Mi perkenalkan dirimu..” ucap eomma padaku
“Annyeonghaseyo, Song Hae Mi imnida..” kataku sambil menundukkan kepalaku
“Tidak usah terlalu formal begitu. Ternyata kau sudah besar ya. Oh ya, silahkan duduk..” sambut Nyonya Hwang mempersilahkan kami duduk
“Ne. Oh ya, dari tadi aku tidak melihat putramu. Apa dia tidak datang?” tanya eomma
“Oh, dia sedang ada di toilet. Sebentar lagi juga dia akan keluar. Ah, itu dia..” kata Nyonya Hwang
Seorang namja muda bertubuh tinggi menghampiri kami lalu berdiri disamping Nyonya Hwang
“Ini dia putraku, namanya Hwang Chansung..” ucap Nyonya Hwang memperkenalkan namja muda disampingnya
Kulirik namja bernama Hwang Chansung, sepertinya aku mengenalnya.
“Sudah lama kita tidak bertemu ya, Song Hae Mi..” ucap Chansung pelan sambil menyunggingkan senyumnya
“Apa kita saling kenal?” tanyaku
“Apa kau lupa denganku? Aku ini si raja pisang..” katanya lagi bangga
“Raja pisang? Raja pisang siapa..Tunggu..jangan-jangan, kau..kau Chanana ?” kataku tak percaya     (penggabungan Chansung dan Banana)
“Ne..Aku Chanana..” Dia tersenyum lebar
“Wah, ternyata sebelumnya mereka sudah saling kenal. Kalo memang jodoh tidak akan kemana ya..” ujar Eomma senang
“Baiklah, bagaimana kalo kita bicarakan dulu soal pernikahan mereka? Kalo soal kontrak, itu mudah, nanti saja kita bahas. Kira-kira kapan mereka bisa melangsungkan pernikahan?” tanya Tuan Hwang memulai pembicaraan
“Sebaiknya secepatnya..” ucap eomma
“Bagaimana kalo bulan depan? Kebetulan di hari itu adalah ulang tahun perusahaan. Kita bisa merayakannya sekaligus memperkenalkan mereka..” ujar Nyonya Hwang
“Ne, menurut saya itu bagus. Hari itu, kita juga bisa menandatangani kontrak kerjasamanya. Bagaimana, Nyonya Song?” tanya Tuan Hwang
“Saya juga setuju. Seharusnya kita tanya anak-anak kita kan? Bagaimana Chansung?” tanya eomma
“Aku akan setuju jika Hae Mi juga setuju..” jawab Chansung sambil melirik kearahku
Aku hanya diam saja, tidak tau apa yang harus kubilang. Menurutku, sebulan terlalu cepat..
Eomma menyenggol pelan lenganku, tanda aku harus menyetujuinya.
“Ah, ne..” kataku singkat

Sebulan kemudian...
Persiapan pernikahan satu demi satu telah siap. Mulai dari tempat pernikahan, tempat resepsi, gaun-gaun yang akan dipakai, bahkan undangan pernikahan, semuanya hampir siap.
Hari Pernikahan...
 “Apa anda bersedia, Tuan Chansung, menerima Nona Hae Mi sebagai istri anda, menjaga dan menghormati pendapatnya serta mencintainya hingga maut memisahkan kalian?”
“Saya bersedia..” ucap Chansung tegas
“Apa anda bersedia, Nona Hae Mi, menerima Tuan Chansung sebagai suami anda, melayani dan menghormati pendapatnya serta mencintainya hingga maut memisahkan kalian?”
“Saya..bersedia..”
“Mulai hari ini, kalian sah menjadi suami istri. Silahkan mempelai pria mencium mempelai wanita”
Chansung mendekati wajahku lalu mengecup lembut dahiku.

Pesta pernikahan dirayakan besar-besaran, karena pesta ini sekaligus pesta ulang tahun perusahaan Hwang Group. Begitu juga dengan penandatangan kontrak kerjasama dengan perusahaan Song.

Rumah keluarga Hwang
“Tidurlah, kalian pasti sangat lelah” kata Nyonya Hwang padaku dan Chansung
“Ah, ne..eommonim..” jawabku
“Eomma, Appa ada yang ingin kukatakan..” kata Chansung
Hae Mi POV END

Author POV
Hae Mi masuk ke kamarnya, sedangkan Chansung pergi kearah ruang tengah diikuti Nyonya dan Tuan Hwang. Mereka pun duduk di sofa.
“Waeyo, anakku?” tanya Nyonya Hwang
“Apa eomma dan appa sudah memikirkannya?” tanya Chansung balik
“Soal apa?” tanya appa
“Soal rumah baru. Aku ingin punya rumah sendiri..”
“Memangnya kenapa disini? Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?” tanya Nyonya Hwang lagi
“Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Saat aku menikah aku ingin punya rumah sendiri, hidup mandiri dengan istriku. Lagipula...” Chansung menggantung kata-katanya
“Lagipula?” tanya Tuan Hwang penasaran
“Lagipula aku ingin Hae Mi mengenalku lebih jauh lagi. Pertemuan kami ini terlalu singkat, jadi kupikir akan lebih baik jika kami tinggal di rumah kami sendiri. Hae Mi juga, akan merasa lebih nyaman..” ucap Chansung mengutarakan tujuannya
“Baiklah kalo itu maumu. Appa akan mengizinkanmu...”
“Eomma juga..”
Author POV End

2 tahun kemudian
Hae Mi POV
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Walaupun sudah 2 tahun berlalu, aku masih belum bisa menerima kehadiran Chansung, karena sampai saat ini hatiku masih dipenuhi dengan nama Junho oppa. Aku tidak bisa melupakan Junho oppa begitu saja..
Kulirik jam di samping tempat tidurku. Jam 06.00. Saatnya membangunkan dia... pikirku dalam hati
Aku keluar dari kamarku, berjalan sedikit ke arah kanan, lalu berhenti tepat didepan pintu ruang itu. Kamar Chansung. Yah.. memang kami tidur di kamar yang terpisah. Itu keputusan kami berdua.
Tok..Tok...Tok..
Kuketuk pelan pintu kamarnya, tapi tidak ada balasan dari dalam.
Tok..Tok..
“Chansung ssi, kau sudah bangun?” tanyaku sambil mengetuk lebih kencang
Ckrekk..
Kuputuskan untuk masuk kedalam. Kulangkahkan perlahan kakiku, ini adalah pertama kalinya aku masuk ke kamarnya setelah 2 tahun berlalu. Kudengar bunyi air dari kamar mandinya, mungkin dia sedang mandi, pikirku. Kuperhatikan seluruh ruangan kamarnya, kamar Chansung terlihat sangat berbeda, dimana seluruh dindingnya dipenuhi gambar atau foto seseorang.
 Kudekati salah satu gambar yang menempel di dinding, dan.. aku benar-benar tidak percaya saat melihat mengetahui foto siapa yang ada di dinding itu. Aku?? Kenapa dia memasang fotoku di kamarnya. Kupandangi seluruh dinding kamarnya, dimana foto-fotoku terpasang baik, menampilkan berbagai macam ekspresi, mulai dari tersenyum, kesal, sedih, lucu, manja, bahkan saat sedang menangis.
“Darimana dia dapat semua foto ini?” tanyaku pada diriku sendiri
Ceklekk..
Pintu kamar mandi terbuka, lalu muncullah Chansung dari dalam sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“Hae Mi ya, kenapa kau ada disini?” tanyanya kaget saat melihatku
“Chansung ssi, apa maksud semua ini?” tanyaku balik sambil menunjuk foto-fotoku
“Itu.. hmm... aku..” jawabnya gagap
“Apa kau..kau..?”
“Sudah saatnya kau tahu. Yah.. aku mengagumimu. Anni, lebih tepatnya mencintaimu. Sudah lama aku menyadari perasaanku padamu, yaitu saat kita masih duduk di bangku SMA. Awalnya aku berfikir lebih baik kunyatakan perasaanku padamu, tapi aku terlalu pengecut, jadi aku terpaksa mengurungkan niatku. Kupendam perasaanku hingga kita lulus, lalu aku kehilangan kontak denganmu. Sepertinya Tuhan mendengar doaku dan akhirnya mempertemukan kita kembali, bahkan kau setuju untuk menikah denganku. Walaupun sampai sekarang kau belum bisa melupakan orang itu, tapi aku akan bersabar menunggumu hingga kamu siap menerimaku seutuhnya..” ucapnya tegas
Aku benar-benar kaget dengan ucapannya. Selama ini, aku tidak pernah merespon perhatiannya, tapi dia dengan tulus tetap menyayangiku. Dia tetap tersenyum padaku, menyapaku setiap hari, walaupun aku selalu acuh tak acuh akan kehadirannya disampingku. Sekarang aku sadar, aku benar-benar yeoja yang jahat, sangat jahat...
Melihatku tidak merespon apapun yang dikatakannya, Chansung berniat keluar dari kamar.
“Kau tidak perlu bersikap seperti itu. Aku hanya ingin kau tau perasaanku yang tulus. Hanya itu... tak lebih.. “ ucapnya pelan
“Pabo..” Kata itu keluar begitu saja dari dalam mulutku, tanpa terasa air mata menetes dari ujung mataku
“Kenapa kau bisa sebodoh ini?... Kau tahu, aku tak mungkin bisa mencintaimu, karena aku masih mencintai Junho oppa.. Kau.. Wae??... Pabo.. Pabo saram...” ucapku sambil berusaha menghapus airmata
Chansung mendekat kearahku berdiri, memegang rahangku lalu menghapus air mataku yang masih mengalir deras membasahi pipiku.
“Uljimayo... nan.. nan...”
Grep...
Tiba-tiba Chansung menarikku kedalam pelukannya.
“Hatiku sakit saat melihatmu menangis. Lebih baik kau memukulku sampai berdarah daripada aku harus selalu melihatmu menangisi namjachingumu itu. Aku.. memang bodoh.. Aku ini memang orang bodoh. Orang bodoh yang hanya bisa mencintai Song Hae Mi....” ucapnya
Kurasakan pundakku basah, tanda dia menangis. Ini pertama kalinya kulihat Chansung menangis.
Tidak ada yang bisa kulakukan selain membalas pelukannya.
“Mianhae.. Jeongmal mianhaeyo, Chansung ssi..” ucapku pelan
Chansung melepas pelukannya, memegang kedua pipiku dan menatapku tajam.
“Bisakah kau sedikit membuka hatimu untukku?” tanyanya sambil menatapku lembut
Pandangan matanya terlihat berbeda dari biasanya. Perlahan tapi pasti, dia dekatkan wajahnya.
Saat jarak kami hanya tinggal 5cm, Chansung membuka mulutnya, “Kali ini berikan aku sedikit ruang dihatimu..” katanya lalu memajukan wajahnya lagi hingga bibirnya menyentuh bibirku. Basah dan hangat. Entah apa yang merasukiku, aku hanya bisa diam bahkan membalas ciumannya.
Chansung melepas ciumannya lalu melihatku sambil tersenyum, “Aku tahu kau akan membalasnya. Apa ini artinya kau menerimaku?”
Blush..
Wajahku memanas. Dapat kupastikan wajahku memerah, semerah tomat yang matang.
Aku berbalik, keluar dari kamarnya tanpa menjawab pertanyaannya. Kututup pintu kamarnya.
“Babo... Babo... Apa yang kau lakukan, Song Hae Mi? Kenapa kau tidak berontak, memukulnya atau apapun saat dia menciummu?... Aaahhh... Babo...” ucapku sambil memukul kepalaku sendiri
“Aku tahu kau akan membalasnya. Apa ini artinya kau menerimaku?”
“Benarkah? Benarkah kau mulai menerimanya? Bagaimana dengan Junho oppa...?”
**
Hae Mi POV End
Author POV
Sejak kejadian itu, hubungan Hae Mi dan Chansung mulai membaik.
“Hae Mi ya, hari ini kau ada acara?” tanya Chansung
“Hari ini? Tidak ada. Waeyo?” tanya Hae Mi balik
“Bagaimana kalo hari ini kita berkencan?” ucap Chansung
“Mwo? Hya Hwang Chansung, untuk apa kita berkencan?”
“Memangnya kenapa? Kita kan belum pernah berkencan..”
“Aniyo.. “
“Hae Mi ya, jebal. Tidak usah jauh-jauh, kita hanya ke Everland saja, jalan-jalan lalu bermain bersama. Otte?”
“Baiklah..”
“Ok, kajja...”
**
Author POV END

Hae Mi POV
#Everland
Tiga jam berlalu begitu cepat. Hampir seluruh permainan di Everland sudah kami coba.
Krryuukk...
“Kau lapar?” tanya Chansung sambil tertawa
“Tentu saja aku lapar” jawabku malu
“Baiklah, aku beli makanan dulu. Tunggu disini..” ucapnya sambil berdiri
“Tunggu. Memangnya kau tahu apa mau aku makan?” tanyaku
“Aku tahu. Kau suka chicken kan?” ucapnya sambil berlalu
“Darimana dia tahu?” pikirku

10 menit...
15 menit...
20 menit...
30 menit...
1 jam kemudian...
“Kemana sih dia?” ucapku kesal
Kuputuskan untuk mencarinya.
Brukk..
“Aduh..”
“Hya.. Kau ini tidak punya mata ya?” ucapku kesal sambil mengelus tanganku
“Mianhamnida, aku buru-buru jadi tidak melihatmu. Mianhae...” ucap seseorang sambil mengulurkan tangannya
Suara ini... Sepertinya suara ini tidak asing..
Kuraih tangannyayang membantuku berdiri, lalu kubersihkan sisa-sisa kotor di bajuku
“Gwaenchanayo?” tanyanya
“Ne..” ucapku
“Neo...”
Hae Mi POV END

Author POV
Sementara itu...
“Huuftt..”
Chansung akhirnya berhasil lolos dari antrian panjang restoran ayam. Saat keluar dari restoran ayam itu, Chansung melihat seseorang yang dikenalnya lalu mendekatinya.
“Yoo... Soo Young noona..” ucapnya pelan
Seseorang yang dipanggil Chansung menengok kearahnya
“Hwang Chansung..”
“Noona sedang apa disini? Bukannya noona ada di Jepang? Kenapa bisa disini?” tanya Chansung
“Noona dipindahtugaskan ke Korea..”
“Apa dia juga kesini?”
“Tentu saja. Kami sedang kencan sekarang..”
“Sial..”
“Waeyo?”
“Bisa gawat kalo Hae Mi melihatnya..”
“Mwo? Maksudmu, Hae Mi...”
“Aisshh...”
Chansung berlari duluan, lalu disusul Soo Young
Tiba-tiba Chansung berhenti, terdiam melihat pemandangan didepannya. Sedetik kemudian Soo Young pun muncul
“Kenapa berhenti? Dimana Hae Mi?” tanya Soo Young
“Kita terlambat noona...” ucap Chansung pelan, matanya tetap melihat kedepan

“Neo...”
Hae Mi terdiam melihat orang didepannya, seorang namja
“Gwaencahanayo?” ucap namja itu lagi
“Junho oppa...” Suara Hae Mi bergetar saat mengucapkan nama itu
.....

To be Continued...

[AUDIO] 편지를 쓴다 Writing A Letter - Jun.K 2PM

If you not...(Part 4/5)



Author : Kim Mi Yoon
Genre : Sad Romance
Lenght : Chapter
Cast :
            Song Hae Mi  [Fiction Character]
            Lee Junho [2PM]
            Hwang Chansung [2PM]

Cameo :
            Park Hae Yoon as eomma Song Hae Mi  [Fiction Character]
            Yoo Soo Young as


“Apa dia juga kesini?”
“Tentu saja. Kami sedang kencan sekarang..”
“Sial..”
“Waeyo?”
“Bisa gawat kalo Hae Mi melihatnya..”

“Kenapa berhenti? Dimana Hae Mi?” tanya Soo Young
“Kita terlambat noona...” ucap Chansung pelan, matanya tetap melihat kedepan

“Neo...”
Hae Mi terdiam melihat orang didepannya, seorang namja
“Gwaenchanayo?” ucap namja itu lagi
“Junho oppa...” Suara Hae Mi bergetar saat mengucapkan nama itu
.....

Author POV
“Junho oppa...” Suara Hae Mi bergetar saat mengucapkan nama itu
“Mwo ya? Anda salah agassi, saya bukan Junho. Nama saya Min Woo, Seo Minwoo..” ucap namja tampan yang berdiri persis di depan Hae Mi
“Minwoo?”
“Ne..” ucap Minwoo lagi sambil tersenyum
Hae Mi memandang wajah Minwoo, wajah yang sama persis dengan namja yang paling dicintainya. Bahkan senyumnya pun sama. Apa mungkin Junho oppa kembar? pikir Hae Mi
“Agassi, kenapa anda melihatku seperti itu? Apa ada yang aneh diwajahku?” tanya Minwoo
“Ne? Aah.. Aniyo. Aku hanya ingat seseorang yang wajahnya mirip sekali denganmu..” jawab Hae Mi
“Jinjja? Apa dia namjachingumu?” tanya Minwoo lagi
Deg...

Sementara itu, Chansung dan Soo Young masih tetap ditempat, melihat pemandangan didepan mereka.
“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Soo Young
“Aku juga tidak tau. Noona, apa mungkin dia ingat Hae Mi?”
“Sepertinya tidak mungkin, sudah dua tahun berlalu dan dia tidak ingat apapun baik tentang Hae Mi maupun dirinya sendiri”
“Noona benar. Dia pasti tidak ingat Hae Mi. Dan bagaimanapun juga, sekarang dia bukan Lee Junho melainkan Seo Minwoo..”
Chansung melangkahkan kakinya kearah Hae Mi berdiri, disusul oleh Soo Young.
“Hae Mi ya, mianhae membuatmu menunggu lama..” ucap Chansung
“Ah.. Ne, arasseo..”
“Chansung ssi?” ucap namja bernama Minwoo
“Minwoo Hyung?” ucap Chansung yang disambut pelukan hangat dari Minwoo
“Hyung kapan kau tiba? Kenapa kau tidak bilang padaku akan datang ke Korea?”
“Sekitar 3 jam yang lalu. Aku tidak mau merepotkanmu, lagipula aku datang karena dia pindah tugas kesini” ucap Minwoo sambil tersenyum ramah
“Chagiya, mianhaeyo aku telat..” ucap Soo Young
“Aniyo chagi, aku juga baru tiba..” ucap Minwoo sambil tersenyum
“Oh iya.. Chansung ssi, siapa yeoja ini? Yeojachingumu?” tanya Minwoo
“Oh, dia istriku hyung. Kau lupa ya?” jawab Chansung
“Oohh.. Mianhae aku lupa, hehe..”
“Hae Mi ini sepupuku, namanya Seo Minwoo. Dan kalo yang ini Yoo Soo Young, seniorku waktu dikampus sekaligus tunangannya Minwoo hyung” kata Chansung
“Tu.. tunangan?? Kau sudah bertunangan?” tanya Hae Mi kaget
“Ne, rencananya kami akan mengadakan upacara pernikahan di korea” ucap Minwoo
“Tiga bulan lagi kami akan mengadakan upacara pernikahan. Kalian harus datang ya... Oh ya chagi, kita sudah hampir terlambat, sebaiknya kita pergi sekarang” kata Soo Young sambil menggandeng tangan Minwoo
“Ah, kau benar. Chansung ssi, dan hmm... Hae Mi agassi, kami pergi dulu..” pamit Minwoo
Dan Minwoo pun pergi sambil menggenggam erat tangan Soo Young
Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin.... Bagaimana mungkin wajahnya begitu mirip?
Ini pasti mimpi... Ini pasti hanya khayalan....
 “Hae Mi ya” Seseorang memanggil Hae Mi, tetapi Hae Mi tidak berkutik dari kegiatan awalnya, mengaduk-aduk nasi di piringnya.
Junho oppa... oppa... Dia kan sudah meninggalkan dunia ini, dia... Apa kau begitu merindukanku oppa sehingga kau muncul kembali dihadapanku?
“Hae Mi ya” Seseorang dengan suara yang sama memanggil Hae Mi lagi, kali ini lebih kencang dari sebelumnya
“Ah, ne. Waeyo Chansung ssi?” balas Hae Mi
“Apa yang kau pikirkan hingga membuatmu tidak nafsu makan?” tanya Chansung
“Chansung ssi, bolehkah aku bertanya satu hal padamu?”
“Tentu saja boleh, apapun yang ingin kau tanya akan aku jawab sebisaku..”
“Kau akan mengatakan dengan jujur kan?”
“Tentu. Apa yang ingin kau tanya?”
“Hmm... ini soal Minwoo, sepupumu”
Author POV END

Chansung POV END
“Hmm... ini soal Minwoo, sepupumu”
Deg...
Aku tahu dia akan menanyakan tentang Minwoo.
“Minwoo hyung? Ada apa dengannya?” tanyaku balik
“Apa benar dia sepupumu?” tanya Hae Mi lagi
“Tentu, memangnya kenapa?”
“Sejak kapan? Kenapa aku tak tahu? Apa kau benar-benar yakin? Apa ....”
“Hae Mi ya, apa kau menganggap Minwoo hyung adalah Junho oppamu?” ucap Chansung dengan nada dingin
“Mwo?”
“Tidak bisakah.... TIDAK BISAKAH KAU MELUPAKAN ORANG YANG SUDAH MATI ITU. Dia, Junho, dia orang yang sudah berada didalam tanah yang dingin. Mengapa... MENGAPA KAU MASIH MENGINGAT DAN MASIH MENCINTAI NAMJA ITU?”
Kulempar gelas kearah tembok sebelah kiriku
Pranggg....
“Chansung ssi, kau... kau benar-benar.... kau..”
“Mwo?? Kau pikir aku tidak bisa marah? Aku bisa marah, aku juga bisa cemburu, terutama padamu, yeoja yang paling kucintai. Aku cemburu melihatmu yang terlalu mencintai namja itu. Aku marah melihatmu yang selalu menangis setiap malam hanya karena mengenang namja itu. Namja itu sudah tidak ada di bumi ini lagi. Namja itu sudah berada di tempat yang berbeda dengan kita. Namja itu.... Kenapa, kenapa KAU BEGITU MENDAMBAKAN KEHADIRAN DIA YANG SUDAH MATI?”
Plak...
Hae Mi menampar pipiku dengan keras.
“Kau.. kau jahat sekali Chansung ssi. Aku tahu, tahu Junho oppa sudah tak ada. Aku yang paling tahu soal itu. Tapi sampai kapanpun, aku tak bisa melupakannya, tak bisa mencintai orang lain selain dia. BUKANKAH AKU SUDAH PERNAH KATAKAN PADAMU? SAMPAI KAPANPUN AKU TETAP MENCINTAI JUNHO OPPA...”
Hae Mi pun pergi, meninggalkan ruang makan yang sudah berantakan dengan puing-puing piring dan gelas. Aku jatuh tersungkur.
“Kau bodoh sekali, Chansung...” Aku menyesali semua kata-kata yang tadi kukatakan pada Hae Mi
Chansung POV END

Author POV
Sementara itu, Hae Mi yang berada dikamarnya menangis kencang. Setiap kata yang diucapkan Chansung masih terngiang di telinganya.
“TIDAK BISAKAH KAU MELUPAKAN ORANG YANG SUDAH MATI ITU”
Tangis Hae Mi semakin kencang, “Aku tahu..” ucapnya perlahan
“Dia, Junho, dia orang yang sudah berada didalam tanah yang dingin. Mengapa... MENGAPA KAU MASIH MENGINGAT DAN MASIH MENCINTAI NAMJA ITU?”
“A.ku  ta.huuu...” ucap Hae Mi terbata-bata
“Kenapa KAU BEGITU MENDAMBAKAN KEHADIRAN DIA YANG SUDAH MATI?”
“AKU TAHU ITU. Aku... Aku yang paling tahu soal itu...” ucap Hae Mi tanpa menghentikan tangisnya
Hae Mi berjalan kearah jendela, menatap langit malam yang dihiasi sinar bulan dan bintang. Hae Mi menatap dalam ke arah salah satu bintang, bintang yang memancarkan sinar paling terang. Sekilas Hae Mi ingat kata-kata Junho saat Junho masih hidup.

“Kau lihat bintang yang paling terang itu? ucap Junho
“Ahh... bintang yang itu? Hae Mi menunjuk bintang yang paling terang di langit
“Ne.. Bintang itu akan menjadi bintang kita berdua. Saat kau rindu padaku atau aku merindukanmu, hanya dengan melihat bintang ini saja, rasa rindu kita seakan-akan disampaikan pada orang yang kita rindukan”
“Apa benar bisa seperti itu?” tanya Hae Mi tidak percaya
“Jika kau percaya, bintang itu pasti akan menyampaikan rasa rindu yang kita rasakan..” ucap Junho sambil tersenyum manis pada yeoja yang duduk disampingnya
“Kalau begitu kita harus memberi nama bintang itu. Bagaimana kalau JunMi?”
“Hah?? Apaan tuh, namanya jelek banget, 2H aja...”
“Iiiihhhh... itu lebih aneh lagi, lebih baik JunMi atau MiJun?”
“HJ aja”
“Gak mau..”

Mata Hae Mi yang basah menatap kosong bintang yang paling terang dilangit.
“Oppa, kenapa sampai saat ini kau belum mengajakku pergi bersamamu?”
**

Chansung duduk diam di ruang kerjanya. Ia memikirkan kembali semua kata-katanya.
“Aku tahu aku sudah keterlaluan. Tapi aku berhak kan seperti itu. Seandainya saja Hae Mi tidak pernah bertemu dengannya, mungkin... mungkin....”
Chansung memikirkan semuanya. Pertemuan pertamanya dengan Hae Mi, lalu saat pertemuan keluarganya dengan keluarga Hae Mi. Pikiran Chansung pun melayang ke situasi dimana Hae Mi dan Junho mengalami kecelakaan.
Deru langkah kaki Chansung semakin jelas terdengar saat tiba di depan resepsionis.
“Hehh... pasien yang bernama Hae Mi, dia... dia di ruangan mana?” tanya Chansung
“Hae Mi? Ohh, pasien yang baru mengalami kecelakaan itu? Dia ada di ruangan UGD, di ujung sana anda belok ke kiri lalu belok ke kiri lagi” Seorang resepsionis menunjuk jalan ke UGD, tempat dimana Hae Mi berbaring
Chansung mempercepat langkahnya. Setibanya di depan UGD, Chansung melihat Hae Yoon, ibu Hae Mi berbicara dengan dokter.
“Apa... maksud dokter?” Nyonya Yoon kaget mendengar apa yang dikatakan dokter
“Pasien yang bernama Junho mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya dan kemungkinan besar akan mengalami amnesia”
“Amnesia?? Tapi dia.. dia tidak akan apa-apa kan dok?” tanya Nyonya Yoon lagi
“Ne, dia tidak akan apa-apa..”
“Syukurlah....”
Dokter pun pergi meninggalkan Nyonya Yoon yang duduk sendirian.
“Ahjumeoni...” Chansung menghampiri Nyonya Yoon
“Ahh, Chansung ssi. Kata dokter Hae Mi tidak apa-apa, 2-3 hari dia akan sadar..” ucap Nyonya Yoon tersenyum saat melihat Chansung
“Syukurlah. Tadi saya sempat mendengar pembicaraan ahjumeoni dengan dokter. Sepertinya ahjumeoni sangat mengkhawatirkan keadaan Junho. Bukankah Junho itu pengawal pribadi Hae Mi? Kenapa anda begitu khawatir dengannya?” tanya Chansung penasaran
“Hmm... tidak apa-apa. Wajar kan kalau saya khawatir karena bagaimana pun juga dia itu adalah pengawal pribadi Hae Mi dan merupakan salah satu pekerja yang giat dan tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun..” jawab Nyonya Yoon berusaha mengelak
“Oohh... saya pikir Junho... putra anda. Saya pernah mendengar kabar bahwa anda pernah memiliki seorang putra, jadi saya pikir Junholah putra anda” Chansung masih belum puas dengan jawaban dari Nyonya Yoon
“Putraku?? Itu tidak mungkin, putraku sudah meninggal saat usianya masih sangat kecil..” jawab Nyonya Yoon seadanya
“Kalau begitu tidak masalah kan kalau ahjumeoni membantu rencana saya”
“Rencana apa?”
“Tadi kudengar Junho mengalami amnesia. Nah, bagaimana kalau kita memanfaatkan keadaan tersebut”
“Apa maksudmu, Chansung ssi?”
“Maksudku kita akan memberikan identitas palsu pada Junho, dengan kata lain identitas Junho akan diganti dengan orang lain. Bagaimana kalau dia menjadi sepupu jauh saya saja? Kebetulan sepupu jauh saya yang bermarga Seo berada di Amerika dan tidak akan pulang ke Korea”
“Untuk apa kita melakukan itu? Bagaimana kalau gagal?”
“Ahjumeoni, saya sangat mencintai Hae Mi. Dan saya senang sekali saat mendengar bahwa calon istri saya adalah Hae Mi. Tapi begitu saya tahu orang yang dicintai Hae Mi bukan saya melainkan Junho, hati saya sakit sekali. Saya tidak pernah berharap Junho mati, saya hanya ingin dia tidak berada di samping Hae Mi. Untuk rencana ini, biar saya yang urus semuanya. Bagaimana ahjumeoni?”
Nyonya Yoon terlihat memikirkan semua kata-kata Chansung. Menyingkirkan Junho dari Hae Mi akan memperbaiki segalanya. Tidak ada pernikahan sedarah. Tidak ada kekacauan yang akan terjadi. Dan dia, Nyonya Yoon, dapat memberikan sedikit kenangan ibu dan putranya walaupun Junho dalam keadaan amnesia....
Itulah hal yang paling diinginkan Nyonya Yoon.
“Ahjumeoni??” tanya Chansung lagi
“Hmm... Baiklah kau atur saja semuanya sesuai yang kau inginkan..” ucap Nyonya Yoon
Chansung tersenyum senang, “Terima kasih, ahjumeoni”

Tiba-tiba pintu ruang kerja Chansung terbuka, dan seorang pelayan rumah masuk lalu berdiri tepat di depan Chansung.
“Tuan muda”
“Apa yang terjadi?” tanya Chansung
“Agassi... Agassi menghilang...”
“MWO??”
**

Hujan deras membasahi Seoul. Orang-orang berlarian, mempercepat jalan mereka, mencari tempat berteduh agar pakaian mereka tidak basah.
Seorang wanita membawa koper kecil terlihat melintasi trotoar. Tak ada usahanya menghindari hujan yang semakin deras. Tak dipedulikannya hujan membasahi seluruh tubuhnya. Pandangannya kosong menatap jalan didepannya. Mobil dan motor berhenti karena lampu lalu lintas yang menyala adalah warna merah.
Sebentar lagi lampu hijau, tunggulah aku oppa, pikir wanita itu dalam hati
Saat lampu hijau menyala, kaki wanita tersebut mulai melangkah perlahan ke depan, dimana mobil dan motor mulai berjalan
Tapi...
Grep...
Seseorang menahan langkahnya.
“Agassi, ini sudah lampu hijau. Tunggulah sebentar..” ucap orang tersebut pada sang wanita
“Lepaskan tanganmu, aku mau pergi” ronta wanita itu berusaha melepaskan genggaman erat seseorang pada lengannya
“Tapi lampu hijau sudah menyala. Berbahaya jika anda menyeberang sekarang..”
“Lepaskan, aku mau pergi. Aku mau mati. Jadi, lepaskan tanganmu...” Wanita itu semakin meronta
“Agassi” Orang itu membalikkan tubuh wanita tersebut kearahnya dan dia memperhatikan wajah wanita tersebut
“Hae Mi ssi....” ucap orang itu

Brakk...
Chansung membanting meja kerjanya.
“Bagaimana bisa dia menghilang? Apa yang sudah kalian lakukan?” tanya Chansung marah
“Saya tidak tahu tuan muda, tadi saya ingin mengantarkan buah-buahan ke kamar agassi, tapi agassi tidak ada di kamarnya. Dan saya juga sudah tanya pelayan yang lainnya, mereka juga tidak tahu kemana agassi pergi” jawab pelayan tersebut perlahan
“Sekarang siapkan mobil, biar saya yang mencarinya...”
“Baik Tuan muda...” Pelayan itu pun keluar dari ruang kerja Chansung

Chansung melirik ke kiri dan ke kanan, mencari sesosok wanita yang sangat dikenalinya. Tapi dia belum menemukannya.
“Kau pergi kemana Hae Mi ya...” ucapnya khawatir
Chansung pun mempercepat laju mobilnya.

“Kau tinggal dimana?” tanya seorang namja sambil menyetir mobilnya
“Aku tidak mau pulang kerumah..” ucap wanita disebelahnya
“Hae Mi ssi, kau tidak boleh seperti itu. Suamimu pasti khawatir” kata namja itu lagi
“Minwoo ssi, jika kau mengantarku pulang, lebih baik aku lompat dari mobil ini” ancam Hae Mi pada namja di sampingnya, Minwoo
“Hehh... Baiklah, tapi malam ini kau akan bermalam dimana?”

Drrttt... Drrttt...
“Yeoboseyo? Ne.. Aku ingin kau mencarinya di daerah Myeongsun, itu tempat yang sering dia kunjungi. Terus coba cari juga di BaekHyeonsu..”
Chansung tetap mencari Hae Mi ditengah deras hujan yang semakin lebat.

“Masuklah..” Minwoo mempersilahkan Hae Mi masuk ke dalam apartement
“Ini...”
“Ini tempat tinggalku. Kau bilang kau tidak mau pulang dan kau juga tidak punya tujuan, jadi aku membawamu kesini. Tapi sebaiknya besok kau pulang saja..”
“Maksudmu aku mengganggumu dan menyusahkanmu?”
“Bukan begitu. Kau kan sudah menikah dan aku juga sudah punya tunangan. Jika orang lain tahu kita bermalam di satu atap...”
“Aku tahu, besok aku akan cari tempat lain..”
“Hehh... Lebih baik kau mandi saja dulu. Ini handuknya..” Minwoo memberikan handuk pada Hae Mi
Setelah 15 menit berlalu, Hae Mi pun keluar dari kamar mandi. Hae Mi yang sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk, diam-diam diperhatikan oleh Minwoo.
“Ada apa? Apa ada yang aneh di wajahku?” tanya Hae Mi saat matanya berhadapan dengan mata Minwoo
“Hah?? Hmm... tidak apa-apa. Aku hanya merasa sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya” ucap Minwoo
“Benarkah?” Hae Mi menatap dalam mata Minwoo
“Hmm... Mungkin aku salah, lupakan saja. Sebaiknya kau makan saja dulu. Aku sudah menyiapkan chicken untukmu. Kau suka chicken kan?” kata Minwoo sambil menyiapkan makanan untuk Hae Mi
“Bagaimana kau bisa tahu aku suka chicken?” tanya Hae Mi kaget
Minwoo terdiam.
“Minwoo ssi...” Hae Mi mencoba menahan tangisnya
“Aku... juga tidak tahu. Tiba-tiba saja aku...”
Hae Mi mendekat ke arah Minwoo berdiri, menggenggam erat tangan Minwoo.
“Oppa... Apa kau Junho oppa?” Tangis Hae Mi pun meledak
“Hae Mi ssi, kenapa kau menangis?” Minwoo mengusap pipi Hae Mi
“Oopppaaaa......” Hae Mi memeluk Minwoo
“Hae Mi ssi, aku tidak tahu kenapa kau seperti ini. Tapi aku ingin memberitahumu, aku ini bukan Junho. Namaku Minwoo, Seo Minwoo”
“Aku yakin kau adalah Junho oppa. Buktinya kau tahu makanan kesukaanku. Kenapa... kenapa sekarang kau tidak bisa mengingatku?” Hae Mi melepas pelukannya lalu menatap mata Minwoo, mata yang sama dengan namja yang paling dicintainya.
“Aku ini Minwoo. Tolong jangan melihatku sebagai orang lain lagi. Kalau tentang yang itu, Chansung pernah bilang kamu paling suka sama chicken. That’s it” ucap Minwoo
“Chansung? Jadi kau tahu karena Chansung pernah bilang hal itu?” tanya Hae Mi, tangisnya mulai mereda
“Hmm...” Minwoo menganggukkan kepalanya
“Ternyata karena itu. Seharusnya aku ingat, dia sudah tidak ada lagi. Dia..” Hae Mi menahan tangisnya lagi
Minwoo memeluk Hae Mi, mencoba menenangkannya.

Jam sudah menunjukkan angka 11. Tapi masih belum ada tanda-tanda kehadiran Hae Mi. Chansung mengotak-atik handphonenya.
Drrtt...Drrtt...
Handphone Chansung bergetar.
“Yeoboseyo. Ne. Apa kau menemukannya?” tanya Chansung
“Mianhae, tuan muda. Agassi tidak ada disini, kami sudah mencarinya berkali-kali” jawab seseorang dari dalam handphone Chansung
“Tidak ada? Coba cari lagi, cari juga di daerah Hwangjae. Suruh orang mencari di daerah Gyeongju” perintah Chansung
Chansung menutup handphonenya
“Hae Mi ya, sebenarnya kau ada dimana?”

“Kenapa aku bisa tahu makanan kesukaan Hae Mi, padahal kan kami baru saja bertemu...” ucap Minwoo
Minwoo masuk ke dalam kamar, lalu mendekati tempat tidur, dimana Hae Mi sudah tertidur lelap. Minwoo pun duduk disamping tempat tidur, memperhatikan wajah Hae Mi yang tertidur.
“Sepertinya aku pernah mengenalmu sebelumnya, Hae Mi ssi. Entah kenapa dadaku berdegup sangat kencang saat melihatmu. Ini tidak pernah terjadi saat aku bersama dengan Soo Young. Sebenarnya, siapa kau?. Mengapa hatiku begitu mengenalmu?” ucap Minwoo
Tangan Minwoo merapikan rambut Hae Mi yang terlihat menutupi wajahnya. Minwoo bangkit berdiri, tapi tangan Hae Mi menahan tangan Minwoo.
“Jangan pergi, jangan tinggalkan aku lagi oppa....” ucap Hae Mi masih dalam keadaan tertidur
**

Sinar matahari mencoba masuk ke dalam ruangan sempit dimana dua sosok tubuh tertidur pulas tanpa menyadari seseorang memperhatikan mereka.
“Apa.... APA YANG KALIAN LAKUKAN??” teriak seorang yeoja melihat seorang yeoja dengan seorang namja yang sangat dikenalnya tidur di tempat tidur yang sama
Teriakan yeoja itu mampu membuat namja tersebut menggeliat dan akhirnya terbangun dari tidurnya. Namja tersebut mulai membuka matanya. Terkadang matanya terbuka dan tertutup, belum terbiasa dengan cahaya yang menyinari ruangannya.
“Soo Young ya, ada apa? Tumben sekali pagi-pagi begini kamu ada di apartementku?” tanya namja itu saat menyadari siapa sosok yeoja yang berdiri dihadapannya
Soo Young tidak menjawab pertanyaan namja tersebut, dia maju lalu mengguncang tubuh yeoja yang masih terlelpa tidur di tempat tidur.
“Hae Mi ssi, ireona...”
“Ireona..”
Sekilas sebuah kenangan masuk kedalam ingatan Minwoo. Minwoo memegang kepalanya, meringis kesakitan.
Yeoja yang bernama Hae Mi akhirnya terbangun, lalu menatap wajah Soo Young
“Apa yang kaulakukan? Kurang ajar sekali kau..”
“Apa yang kaulakukan? Kurang ajar sekali kau..”
Minwoo semakin memegang kuat kepalanya
“Memangnya apa yang sudah kulakukan?” tanya Hae Mi santai
“Kau tanya apa yang sudah kaulakukan? Ya, Song Hae Mi, kau itu sudah tidur bersama tunanganku, Seo Minwoo. Kau mau alasan apa lagi?” Soo young marah besar, melihat tunangannya tidur bersama yeoja lain
“Song Hae Mi, apa yang kaulakukan disini bersama pengawal pribadimu sendiri?”
“Jo..Joisonghamnida Nyonya besar, saya...saya...”
“Hehh..apa lagi yang mau kaujelaskan? Ini hanya salah paham? Kau ketiduran disini? Lagipula untuk apa kalian berdua ada di tempat ini? Apa kalian SEDANG MEMADU CINTA?”
“Eomma, aku tidak mabuk, ini benar. Aku mencintai Junho oppa, begitu juga sebaliknya. Jadi, izinkan kami menjalin cinta” kata Hae Mi
“Karena kalian berdua adalah saudara kandung”
“Sebenarnya kau mau kemana?”
“Kita akan kabur..”
 “Mwo?” kata seorang namja yang wajahnya terlihat samar sambil mengerem
Ckiittt...
“Hae Mi, apa yang kau pikirkan? Kau..” seorang namja yang wajahnya terlihat samar melihat kearah Hae Mi
“Ini semua kulakukan agar kita bisa bersama oppa. Kita pergi jauh dari sini, ke Busan, atau Daejoon, atau keluar negeri sekalian, agar tidak ada satupun yang bisa memisahkan kita lagi. Aku tidak mau berpisah denganmu..” jelas Hae Mi sambil menangis
“Tapi bukan seperti ini caranya..”
“Aku..tidak mau kembali...”
Ckkkiiiittt....
“Hae Mi ya, kita bisa celaka kalo seperti ini..”
“Lebih baik kita celaka daripada kita berpisah..”
Bruuummm....
“AAAAKKKHHHHHH....” teriak namja tersebut dan Hae Mi bersamaan
Brakkk....
Tiiiinnnnn......

“AAAAAKKKKKKKHHHHHH..........”
Minwoo pun terjatuh dari tempat tidur, tangannya masih memegang kepalanya, berharap rasa sakit itu dapat menghilang.
Soo Young dan Hae Mi yang melihat Minwoo terjatuh langsung menghampiri Minwoo.
“Minwoo ya, kau kenapa?” tanya Soo Young khawatir
“Minwoo ssi..” ucap Hae Mi pelan
Minwoo sedikit membuka matanya, dan melihat bayangan Hae Mi yang tersenyum padanya
“Junho oppa..”


To be Continued

2PM

2PM

2PM

2PM

2PM's Junho, Junsu, and Wooyoung

2PM's Junho, Junsu, and Wooyoung

2PM's Nichkhun, Taecyeon, and Chansung

2PM's Nichkhun, Taecyeon, and Chansung

2PM

2PM

JYP Nation

JYP Nation

JYP NATION

JYP NATION