Author : Kim
Mi Yoon
Genre : Sad
Romance
Lenght :
Chapter
Cast :
Song Hae Mi [Fiction Character]
Lee Junho [2PM]
Hwang Chansung [2PM]
Cameo :
Park Hae Yoon as eomma Song Hae Mi [Fiction Character]
Yoo Soo Young as
“Apa dia juga kesini?”
“Tentu saja. Kami sedang kencan
sekarang..”
“Sial..”
“Waeyo?”
“Bisa gawat kalo Hae Mi melihatnya..”
“Kenapa berhenti? Dimana Hae Mi?”
tanya Soo Young
“Kita terlambat noona...” ucap Chansung
pelan, matanya tetap melihat kedepan
“Neo...”
Hae Mi terdiam melihat orang
didepannya, seorang namja
“Gwaenchanayo?” ucap namja itu lagi
“Junho oppa...” Suara Hae Mi bergetar
saat mengucapkan nama itu
.....
Author POV
“Junho
oppa...” Suara Hae Mi bergetar saat mengucapkan nama itu
“Mwo ya?
Anda salah agassi, saya bukan Junho. Nama saya Min Woo, Seo Minwoo..” ucap
namja tampan yang berdiri persis di depan Hae Mi
“Minwoo?”
“Ne..” ucap
Minwoo lagi sambil tersenyum
Hae Mi
memandang wajah Minwoo, wajah yang sama persis dengan namja yang paling
dicintainya. Bahkan senyumnya pun sama. Apa
mungkin Junho oppa kembar? pikir Hae Mi
“Agassi,
kenapa anda melihatku seperti itu? Apa ada yang aneh diwajahku?” tanya Minwoo
“Ne? Aah..
Aniyo. Aku hanya ingat seseorang yang wajahnya mirip sekali denganmu..” jawab
Hae Mi
“Jinjja? Apa
dia namjachingumu?” tanya Minwoo lagi
Deg...
Sementara
itu, Chansung dan Soo Young masih tetap ditempat, melihat pemandangan didepan
mereka.
“Apa yang
harus kita lakukan?” tanya Soo Young
“Aku juga
tidak tau. Noona, apa mungkin dia ingat Hae Mi?”
“Sepertinya
tidak mungkin, sudah dua tahun berlalu dan dia tidak ingat apapun baik tentang
Hae Mi maupun dirinya sendiri”
“Noona
benar. Dia pasti tidak ingat Hae Mi. Dan bagaimanapun juga, sekarang dia bukan Lee Junho melainkan Seo Minwoo..”
Chansung
melangkahkan kakinya kearah Hae Mi berdiri, disusul oleh Soo Young.
“Hae Mi ya,
mianhae membuatmu menunggu lama..” ucap Chansung
“Ah.. Ne,
arasseo..”
“Chansung
ssi?” ucap namja bernama Minwoo
“Minwoo Hyung?”
ucap Chansung yang disambut pelukan hangat dari Minwoo
“Hyung kapan
kau tiba? Kenapa kau tidak bilang padaku akan datang ke Korea?”
“Sekitar 3
jam yang lalu. Aku tidak mau merepotkanmu, lagipula aku datang karena dia
pindah tugas kesini” ucap Minwoo sambil tersenyum ramah
“Chagiya,
mianhaeyo aku telat..” ucap Soo Young
“Aniyo
chagi, aku juga baru tiba..” ucap Minwoo sambil tersenyum
“Oh iya..
Chansung ssi, siapa yeoja ini? Yeojachingumu?” tanya Minwoo
“Oh, dia
istriku hyung. Kau lupa ya?” jawab Chansung
“Oohh..
Mianhae aku lupa, hehe..”
“Hae Mi ini
sepupuku, namanya Seo Minwoo. Dan kalo yang ini Yoo Soo Young, seniorku waktu
dikampus sekaligus tunangannya Minwoo hyung” kata Chansung
“Tu..
tunangan?? Kau sudah bertunangan?” tanya Hae Mi kaget
“Ne, rencananya
kami akan mengadakan upacara pernikahan di korea” ucap Minwoo
“Tiga bulan
lagi kami akan mengadakan upacara pernikahan. Kalian harus datang ya... Oh ya
chagi, kita sudah hampir terlambat, sebaiknya kita pergi sekarang” kata Soo
Young sambil menggandeng tangan Minwoo
“Ah, kau
benar. Chansung ssi, dan hmm... Hae Mi agassi, kami pergi dulu..” pamit Minwoo
Dan Minwoo
pun pergi sambil menggenggam erat tangan Soo Young
Apa yang terjadi? Bagaimana
mungkin.... Bagaimana mungkin wajahnya begitu mirip?
Ini pasti mimpi... Ini pasti hanya
khayalan....
“Hae Mi ya” Seseorang memanggil Hae Mi, tetapi
Hae Mi tidak berkutik dari kegiatan awalnya, mengaduk-aduk nasi di piringnya.
Junho oppa... oppa... Dia kan sudah
meninggalkan dunia ini, dia... Apa kau begitu merindukanku oppa sehingga kau
muncul kembali dihadapanku?
“Hae Mi ya”
Seseorang dengan suara yang sama memanggil Hae Mi lagi, kali ini lebih kencang
dari sebelumnya
“Ah, ne.
Waeyo Chansung ssi?” balas Hae Mi
“Apa yang
kau pikirkan hingga membuatmu tidak nafsu makan?” tanya Chansung
“Chansung
ssi, bolehkah aku bertanya satu hal padamu?”
“Tentu saja
boleh, apapun yang ingin kau tanya akan aku jawab sebisaku..”
“Kau akan
mengatakan dengan jujur kan?”
“Tentu. Apa
yang ingin kau tanya?”
“Hmm... ini
soal Minwoo, sepupumu”
Author POV
END
Chansung POV
END
“Hmm... ini
soal Minwoo, sepupumu”
Deg...
Aku tahu dia
akan menanyakan tentang Minwoo.
“Minwoo
hyung? Ada apa dengannya?” tanyaku balik
“Apa benar
dia sepupumu?” tanya Hae Mi lagi
“Tentu,
memangnya kenapa?”
“Sejak kapan?
Kenapa aku tak tahu? Apa kau benar-benar yakin? Apa ....”
“Hae Mi ya,
apa kau menganggap Minwoo hyung adalah Junho oppamu?” ucap Chansung dengan nada
dingin
“Mwo?”
“Tidak
bisakah.... TIDAK BISAKAH KAU MELUPAKAN ORANG YANG SUDAH MATI ITU. Dia, Junho,
dia orang yang sudah berada didalam tanah yang dingin. Mengapa... MENGAPA KAU
MASIH MENGINGAT DAN MASIH MENCINTAI NAMJA ITU?”
Kulempar
gelas kearah tembok sebelah kiriku
Pranggg....
“Chansung
ssi, kau... kau benar-benar.... kau..”
“Mwo?? Kau
pikir aku tidak bisa marah? Aku bisa marah, aku juga bisa cemburu, terutama
padamu, yeoja yang paling kucintai. Aku cemburu melihatmu yang terlalu
mencintai namja itu. Aku marah melihatmu yang selalu menangis setiap malam
hanya karena mengenang namja itu. Namja itu sudah tidak ada di bumi ini lagi.
Namja itu sudah berada di tempat yang berbeda dengan kita. Namja itu....
Kenapa, kenapa KAU BEGITU MENDAMBAKAN KEHADIRAN DIA YANG SUDAH MATI?”
Plak...
Hae Mi
menampar pipiku dengan keras.
“Kau.. kau
jahat sekali Chansung ssi. Aku tahu, tahu Junho oppa sudah tak ada. Aku yang
paling tahu soal itu. Tapi sampai kapanpun, aku tak bisa melupakannya, tak bisa
mencintai orang lain selain dia. BUKANKAH AKU SUDAH PERNAH KATAKAN PADAMU?
SAMPAI KAPANPUN AKU TETAP MENCINTAI JUNHO OPPA...”
Hae Mi pun
pergi, meninggalkan ruang makan yang sudah berantakan dengan puing-puing piring
dan gelas. Aku jatuh tersungkur.
“Kau bodoh
sekali, Chansung...” Aku menyesali semua kata-kata yang tadi kukatakan pada Hae
Mi
Chansung POV
END
Author POV
Sementara itu,
Hae Mi yang berada dikamarnya menangis kencang. Setiap kata yang diucapkan
Chansung masih terngiang di telinganya.
“TIDAK BISAKAH KAU MELUPAKAN ORANG
YANG SUDAH MATI ITU”
Tangis Hae
Mi semakin kencang, “Aku tahu..” ucapnya perlahan
“Dia, Junho, dia orang yang sudah
berada didalam tanah yang dingin. Mengapa... MENGAPA KAU MASIH MENGINGAT DAN
MASIH MENCINTAI NAMJA ITU?”
“A.ku ta.huuu...” ucap Hae Mi terbata-bata
“Kenapa KAU BEGITU MENDAMBAKAN
KEHADIRAN DIA YANG SUDAH MATI?”
“AKU TAHU
ITU. Aku... Aku yang paling tahu soal itu...” ucap Hae Mi tanpa menghentikan
tangisnya
Hae Mi
berjalan kearah jendela, menatap langit malam yang dihiasi sinar bulan dan
bintang. Hae Mi menatap dalam ke arah salah satu bintang, bintang yang
memancarkan sinar paling terang. Sekilas Hae Mi ingat kata-kata Junho saat
Junho masih hidup.
“Kau lihat bintang yang paling terang
itu? ucap Junho
“Ahh... bintang yang itu? Hae Mi
menunjuk bintang yang paling terang di langit
“Ne.. Bintang itu akan menjadi
bintang kita berdua. Saat kau rindu padaku atau aku merindukanmu, hanya dengan
melihat bintang ini saja, rasa rindu kita seakan-akan disampaikan pada orang
yang kita rindukan”
“Apa benar bisa seperti itu?” tanya
Hae Mi tidak percaya
“Jika kau percaya, bintang itu pasti
akan menyampaikan rasa rindu yang kita rasakan..” ucap Junho sambil tersenyum
manis pada yeoja yang duduk disampingnya
“Kalau begitu kita harus memberi nama
bintang itu. Bagaimana kalau JunMi?”
“Hah?? Apaan tuh, namanya jelek
banget, 2H aja...”
“Iiiihhhh... itu lebih aneh lagi,
lebih baik JunMi atau MiJun?”
“HJ aja”
“Gak mau..”
Mata Hae Mi
yang basah menatap kosong bintang yang paling terang dilangit.
“Oppa,
kenapa sampai saat ini kau belum mengajakku pergi bersamamu?”
**
Chansung
duduk diam di ruang kerjanya. Ia memikirkan kembali semua kata-katanya.
“Aku tahu
aku sudah keterlaluan. Tapi aku berhak kan seperti itu. Seandainya saja Hae Mi
tidak pernah bertemu dengannya, mungkin... mungkin....”
Chansung
memikirkan semuanya. Pertemuan pertamanya dengan Hae Mi, lalu saat pertemuan
keluarganya dengan keluarga Hae Mi. Pikiran Chansung pun melayang ke situasi
dimana Hae Mi dan Junho mengalami kecelakaan.
Deru langkah kaki Chansung semakin
jelas terdengar saat tiba di depan resepsionis.
“Hehh... pasien yang bernama Hae Mi,
dia... dia di ruangan mana?” tanya Chansung
“Hae Mi? Ohh, pasien yang baru
mengalami kecelakaan itu? Dia ada di ruangan UGD, di ujung sana anda belok ke
kiri lalu belok ke kiri lagi” Seorang resepsionis menunjuk jalan ke UGD, tempat
dimana Hae Mi berbaring
Chansung mempercepat langkahnya.
Setibanya di depan UGD, Chansung melihat Hae Yoon, ibu Hae Mi berbicara dengan
dokter.
“Apa... maksud dokter?” Nyonya Yoon
kaget mendengar apa yang dikatakan dokter
“Pasien yang bernama Junho mengalami benturan
yang cukup keras di kepalanya dan kemungkinan besar akan mengalami amnesia”
“Amnesia?? Tapi dia.. dia tidak akan
apa-apa kan dok?” tanya Nyonya Yoon lagi
“Ne, dia tidak akan apa-apa..”
“Syukurlah....”
Dokter pun pergi meninggalkan Nyonya
Yoon yang duduk sendirian.
“Ahjumeoni...” Chansung menghampiri
Nyonya Yoon
“Ahh, Chansung ssi. Kata dokter Hae
Mi tidak apa-apa, 2-3 hari dia akan sadar..” ucap Nyonya Yoon tersenyum saat
melihat Chansung
“Syukurlah. Tadi saya sempat
mendengar pembicaraan ahjumeoni dengan dokter. Sepertinya ahjumeoni sangat
mengkhawatirkan keadaan Junho. Bukankah Junho itu pengawal pribadi Hae Mi?
Kenapa anda begitu khawatir dengannya?” tanya Chansung penasaran
“Hmm... tidak apa-apa. Wajar kan
kalau saya khawatir karena bagaimana pun juga dia itu adalah pengawal pribadi
Hae Mi dan merupakan salah satu pekerja yang giat dan tidak pernah melakukan
kesalahan sedikit pun..” jawab Nyonya Yoon berusaha mengelak
“Oohh... saya pikir Junho... putra
anda. Saya pernah mendengar kabar bahwa anda pernah memiliki seorang putra,
jadi saya pikir Junholah putra anda” Chansung masih belum puas dengan jawaban dari
Nyonya Yoon
“Putraku?? Itu tidak mungkin, putraku
sudah meninggal saat usianya masih sangat kecil..” jawab Nyonya Yoon seadanya
“Kalau begitu tidak masalah kan kalau
ahjumeoni membantu rencana saya”
“Rencana apa?”
“Tadi kudengar Junho mengalami
amnesia. Nah, bagaimana kalau kita memanfaatkan keadaan tersebut”
“Apa maksudmu, Chansung ssi?”
“Maksudku kita akan memberikan
identitas palsu pada Junho, dengan kata lain identitas Junho akan diganti
dengan orang lain. Bagaimana kalau dia menjadi sepupu jauh saya saja? Kebetulan
sepupu jauh saya yang bermarga Seo berada di Amerika dan tidak akan pulang ke
Korea”
“Untuk apa kita melakukan itu?
Bagaimana kalau gagal?”
“Ahjumeoni, saya sangat mencintai Hae
Mi. Dan saya senang sekali saat mendengar bahwa calon istri saya adalah Hae Mi.
Tapi begitu saya tahu orang yang dicintai Hae Mi bukan saya melainkan Junho,
hati saya sakit sekali. Saya tidak pernah berharap Junho mati, saya hanya ingin
dia tidak berada di samping Hae Mi. Untuk rencana ini, biar saya yang urus
semuanya. Bagaimana ahjumeoni?”
Nyonya Yoon terlihat memikirkan semua
kata-kata Chansung. Menyingkirkan Junho dari Hae Mi akan memperbaiki segalanya.
Tidak ada pernikahan sedarah. Tidak ada kekacauan yang akan terjadi. Dan dia,
Nyonya Yoon, dapat memberikan sedikit kenangan ibu dan putranya walaupun Junho
dalam keadaan amnesia....
Itulah hal yang paling diinginkan
Nyonya Yoon.
“Ahjumeoni??” tanya Chansung lagi
“Hmm... Baiklah kau atur saja
semuanya sesuai yang kau inginkan..” ucap Nyonya Yoon
Chansung tersenyum senang, “Terima
kasih, ahjumeoni”
Tiba-tiba
pintu ruang kerja Chansung terbuka, dan seorang pelayan rumah masuk lalu
berdiri tepat di depan Chansung.
“Tuan muda”
“Apa yang
terjadi?” tanya Chansung
“Agassi...
Agassi menghilang...”
“MWO??”
**
Hujan deras
membasahi Seoul. Orang-orang berlarian, mempercepat jalan mereka, mencari
tempat berteduh agar pakaian mereka tidak basah.
Seorang
wanita membawa koper kecil terlihat melintasi trotoar. Tak ada usahanya
menghindari hujan yang semakin deras. Tak dipedulikannya hujan membasahi
seluruh tubuhnya. Pandangannya kosong menatap jalan didepannya. Mobil dan motor
berhenti karena lampu lalu lintas yang menyala adalah warna merah.
Sebentar lagi lampu hijau, tunggulah
aku oppa, pikir
wanita itu dalam hati
Saat lampu
hijau menyala, kaki wanita tersebut mulai melangkah perlahan ke depan, dimana
mobil dan motor mulai berjalan
Tapi...
Grep...
Seseorang
menahan langkahnya.
“Agassi, ini
sudah lampu hijau. Tunggulah sebentar..” ucap orang tersebut pada sang wanita
“Lepaskan
tanganmu, aku mau pergi” ronta wanita itu berusaha melepaskan genggaman erat
seseorang pada lengannya
“Tapi lampu
hijau sudah menyala. Berbahaya jika anda menyeberang sekarang..”
“Lepaskan,
aku mau pergi. Aku mau mati. Jadi, lepaskan tanganmu...” Wanita itu semakin
meronta
“Agassi”
Orang itu membalikkan tubuh wanita tersebut kearahnya dan dia memperhatikan
wajah wanita tersebut
“Hae Mi
ssi....” ucap orang itu
Brakk...
Chansung
membanting meja kerjanya.
“Bagaimana
bisa dia menghilang? Apa yang sudah kalian lakukan?” tanya Chansung marah
“Saya tidak
tahu tuan muda, tadi saya ingin mengantarkan buah-buahan ke kamar agassi, tapi
agassi tidak ada di kamarnya. Dan saya juga sudah tanya pelayan yang lainnya,
mereka juga tidak tahu kemana agassi pergi” jawab pelayan tersebut perlahan
“Sekarang
siapkan mobil, biar saya yang mencarinya...”
“Baik Tuan
muda...” Pelayan itu pun keluar dari ruang kerja Chansung
Chansung
melirik ke kiri dan ke kanan, mencari sesosok wanita yang sangat dikenalinya.
Tapi dia belum menemukannya.
“Kau pergi
kemana Hae Mi ya...” ucapnya khawatir
Chansung pun
mempercepat laju mobilnya.
“Kau tinggal
dimana?” tanya seorang namja sambil menyetir mobilnya
“Aku tidak
mau pulang kerumah..” ucap wanita disebelahnya
“Hae Mi ssi,
kau tidak boleh seperti itu. Suamimu pasti khawatir” kata namja itu lagi
“Minwoo ssi,
jika kau mengantarku pulang, lebih baik aku lompat dari mobil ini” ancam Hae Mi
pada namja di sampingnya, Minwoo
“Hehh...
Baiklah, tapi malam ini kau akan bermalam dimana?”
Drrttt...
Drrttt...
“Yeoboseyo?
Ne.. Aku ingin kau mencarinya di daerah Myeongsun, itu tempat yang sering dia
kunjungi. Terus coba cari juga di BaekHyeonsu..”
Chansung
tetap mencari Hae Mi ditengah deras hujan yang semakin lebat.
“Masuklah..”
Minwoo mempersilahkan Hae Mi masuk ke dalam apartement
“Ini...”
“Ini tempat
tinggalku. Kau bilang kau tidak mau pulang dan kau juga tidak punya tujuan,
jadi aku membawamu kesini. Tapi sebaiknya besok kau pulang saja..”
“Maksudmu
aku mengganggumu dan menyusahkanmu?”
“Bukan
begitu. Kau kan sudah menikah dan aku juga sudah punya tunangan. Jika orang
lain tahu kita bermalam di satu atap...”
“Aku tahu,
besok aku akan cari tempat lain..”
“Hehh...
Lebih baik kau mandi saja dulu. Ini handuknya..” Minwoo memberikan handuk pada
Hae Mi
Setelah 15
menit berlalu, Hae Mi pun keluar dari kamar mandi. Hae Mi yang sibuk
mengeringkan rambutnya dengan handuk, diam-diam diperhatikan oleh Minwoo.
“Ada apa?
Apa ada yang aneh di wajahku?” tanya Hae Mi saat matanya berhadapan dengan mata
Minwoo
“Hah??
Hmm... tidak apa-apa. Aku hanya merasa sepertinya kita pernah bertemu
sebelumnya” ucap Minwoo
“Benarkah?”
Hae Mi menatap dalam mata Minwoo
“Hmm...
Mungkin aku salah, lupakan saja. Sebaiknya kau makan saja dulu. Aku sudah
menyiapkan chicken untukmu. Kau suka chicken kan?” kata Minwoo sambil
menyiapkan makanan untuk Hae Mi
“Bagaimana
kau bisa tahu aku suka chicken?” tanya Hae Mi kaget
Minwoo
terdiam.
“Minwoo
ssi...” Hae Mi mencoba menahan tangisnya
“Aku... juga
tidak tahu. Tiba-tiba saja aku...”
Hae Mi
mendekat ke arah Minwoo berdiri, menggenggam erat tangan Minwoo.
“Oppa... Apa
kau Junho oppa?” Tangis Hae Mi pun meledak
“Hae Mi ssi,
kenapa kau menangis?” Minwoo mengusap pipi Hae Mi
“Oopppaaaa......”
Hae Mi memeluk Minwoo
“Hae Mi ssi,
aku tidak tahu kenapa kau seperti ini. Tapi aku ingin memberitahumu, aku ini
bukan Junho. Namaku Minwoo, Seo Minwoo”
“Aku yakin
kau adalah Junho oppa. Buktinya kau tahu makanan kesukaanku. Kenapa... kenapa sekarang
kau tidak bisa mengingatku?” Hae Mi melepas pelukannya lalu menatap mata
Minwoo, mata yang sama dengan namja yang paling dicintainya.
“Aku ini
Minwoo. Tolong jangan melihatku sebagai orang lain lagi. Kalau tentang yang
itu, Chansung pernah bilang kamu paling suka sama chicken. That’s it” ucap Minwoo
“Chansung?
Jadi kau tahu karena Chansung pernah bilang hal itu?” tanya Hae Mi, tangisnya
mulai mereda
“Hmm...”
Minwoo menganggukkan kepalanya
“Ternyata
karena itu. Seharusnya aku ingat, dia sudah tidak ada lagi. Dia..” Hae Mi
menahan tangisnya lagi
Minwoo
memeluk Hae Mi, mencoba menenangkannya.
Jam sudah
menunjukkan angka 11. Tapi masih belum ada tanda-tanda kehadiran Hae Mi.
Chansung mengotak-atik handphonenya.
Drrtt...Drrtt...
Handphone
Chansung bergetar.
“Yeoboseyo.
Ne. Apa kau menemukannya?” tanya Chansung
“Mianhae, tuan muda. Agassi tidak ada
disini, kami sudah mencarinya berkali-kali” jawab seseorang dari dalam handphone Chansung
“Tidak ada?
Coba cari lagi, cari juga di daerah Hwangjae. Suruh orang mencari di daerah
Gyeongju” perintah Chansung
Chansung
menutup handphonenya
“Hae Mi ya,
sebenarnya kau ada dimana?”
“Kenapa aku
bisa tahu makanan kesukaan Hae Mi, padahal kan kami baru saja bertemu...” ucap
Minwoo
Minwoo masuk
ke dalam kamar, lalu mendekati tempat tidur, dimana Hae Mi sudah tertidur
lelap. Minwoo pun duduk disamping tempat tidur, memperhatikan wajah Hae Mi yang
tertidur.
“Sepertinya
aku pernah mengenalmu sebelumnya, Hae Mi ssi. Entah kenapa dadaku berdegup
sangat kencang saat melihatmu. Ini tidak pernah terjadi saat aku bersama dengan
Soo Young. Sebenarnya, siapa kau?. Mengapa hatiku begitu mengenalmu?” ucap
Minwoo
Tangan
Minwoo merapikan rambut Hae Mi yang terlihat menutupi wajahnya. Minwoo bangkit
berdiri, tapi tangan Hae Mi menahan tangan Minwoo.
“Jangan
pergi, jangan tinggalkan aku lagi oppa....” ucap Hae Mi masih dalam keadaan
tertidur
**
Sinar
matahari mencoba masuk ke dalam ruangan sempit dimana dua sosok tubuh tertidur
pulas tanpa menyadari seseorang memperhatikan mereka.
“Apa.... APA
YANG KALIAN LAKUKAN??” teriak seorang yeoja melihat seorang yeoja dengan
seorang namja yang sangat dikenalnya tidur di tempat tidur yang sama
Teriakan
yeoja itu mampu membuat namja tersebut menggeliat dan akhirnya terbangun dari
tidurnya. Namja tersebut mulai membuka matanya. Terkadang matanya terbuka dan
tertutup, belum terbiasa dengan cahaya yang menyinari ruangannya.
“Soo Young
ya, ada apa? Tumben sekali pagi-pagi begini kamu ada di apartementku?” tanya
namja itu saat menyadari siapa sosok yeoja yang berdiri dihadapannya
Soo Young
tidak menjawab pertanyaan namja tersebut, dia maju lalu mengguncang tubuh yeoja
yang masih terlelpa tidur di tempat tidur.
“Hae Mi ssi,
ireona...”
“Ireona..”
Sekilas
sebuah kenangan masuk kedalam ingatan Minwoo. Minwoo memegang kepalanya,
meringis kesakitan.
Yeoja yang
bernama Hae Mi akhirnya terbangun, lalu menatap wajah Soo Young
“Apa yang
kaulakukan? Kurang ajar sekali kau..”
“Apa yang kaulakukan? Kurang ajar
sekali kau..”
Minwoo
semakin memegang kuat kepalanya
“Memangnya
apa yang sudah kulakukan?” tanya Hae Mi santai
“Kau tanya
apa yang sudah kaulakukan? Ya, Song Hae Mi, kau itu sudah tidur bersama
tunanganku, Seo Minwoo. Kau mau alasan apa lagi?” Soo young marah besar,
melihat tunangannya tidur bersama yeoja lain
“Song Hae Mi, apa yang kaulakukan
disini bersama pengawal pribadimu sendiri?”
“Jo..Joisonghamnida Nyonya besar,
saya...saya...”
“Hehh..apa lagi yang mau kaujelaskan?
Ini hanya salah paham? Kau ketiduran disini? Lagipula untuk apa kalian berdua
ada di tempat ini? Apa kalian SEDANG MEMADU CINTA?”
“Eomma, aku tidak mabuk, ini benar.
Aku mencintai Junho oppa, begitu juga sebaliknya. Jadi, izinkan kami menjalin
cinta” kata Hae Mi
“Karena kalian berdua adalah saudara
kandung”
“Sebenarnya
kau mau kemana?”
“Kita akan kabur..”
“Mwo?” kata seorang namja yang wajahnya
terlihat samar sambil mengerem
Ckiittt...
“Hae Mi, apa yang kau pikirkan?
Kau..” seorang namja yang wajahnya terlihat samar melihat kearah Hae Mi
“Ini semua kulakukan agar kita bisa
bersama oppa. Kita pergi jauh dari sini, ke Busan, atau Daejoon, atau keluar
negeri sekalian, agar tidak ada satupun yang bisa memisahkan kita lagi. Aku
tidak mau berpisah denganmu..” jelas Hae Mi sambil menangis
“Tapi bukan seperti ini caranya..”
“Aku..tidak mau kembali...”
Ckkkiiiittt....
“Hae Mi ya, kita bisa celaka kalo
seperti ini..”
“Lebih baik kita celaka daripada kita
berpisah..”
Bruuummm....
“AAAAKKKHHHHHH....” teriak namja
tersebut dan Hae Mi bersamaan
Brakkk....
Tiiiinnnnn......
“AAAAAKKKKKKKHHHHHH..........”
Minwoo pun
terjatuh dari tempat tidur, tangannya masih memegang kepalanya, berharap rasa
sakit itu dapat menghilang.
Soo Young
dan Hae Mi yang melihat Minwoo terjatuh langsung menghampiri Minwoo.
“Minwoo ya,
kau kenapa?” tanya Soo Young khawatir
“Minwoo
ssi..” ucap Hae Mi pelan
Minwoo
sedikit membuka matanya, dan melihat bayangan Hae Mi yang tersenyum padanya
“Junho oppa..”
To be
Continued
Thor lanjtannya mana? Jebal thor lanjutkan :`( aku suka banget ma ff nya, kan chap terakhir thor
BalasHapusLanjutin donk thor jebal :`(